Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Rabu, 26 Juni 2013

MAKALAH PENYSUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesaat saat ini. Namun ini tidak dapat dijadikan sebuah bahan acauan bahwa sistem perekonomiian atau pembangunan di Indonesia sudah baik dan merata. Berbicara masalah penysutan kita tidak akan lepas dari masalah ekonomi di didunia terkhusus di Indonesia sendiri. Di Indonesia sendiri sudah tidak asiin g lagi sering kita mendengar tentang punysutan baik itu dalam kontek pemerintahan mapun dalam konteks swasta. Tetapi masalah terbesar sampai sekrang ini kita belum mengetahuai tentang apakkah yang dimaksud dengan penyusutan dan bagaimanakah penerapanya, ini merupakan sebuah masalh yang akan kita kaji bersama di dalam makalah ini. B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalh ditas maka dapat dirumuskan 1. Apakah yang dimaksud dengan penysutan? 2. Bagaimanakah metode penysutan 3. Bagaimana kondisi perekonomian indonesia yang menyangku malasah penysutan? B. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui pengertian dan ruang lingkup penysutan 2. Mampu menerapka dan memahi metode penerapan penysutan. 3. Mengetahui kondisi perekonimian Indonesia C. MANFAAT Manfaat dari penulisan makalah ini adalag agar penulis dan pembaca bisa memehasi sedikit banyaknya tentang penysutan dan di harapakn mampu menerapakannya guna untuk bersaing di dunia kerja. BAB II PEMBAHASAN A. LANDASAN TEORI Penyusutan atau Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan (cost) aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat (life) dengan cara rasional dan sistematis. Karena Aktiva tetap (kecuali tanah) yang digunakan akan cenderung semakin menurun baik fisik maupun fungsinya. Akuntansi Penyusutan adalah suatu sistem akuntansi yang bertujuan memberikan harga atau nilai dasar (cost) dari aktiva tetap berwujud, dikurangi dgn nilai sisa/residu (salvage) selama masa manfaat (life) aktiva tersebut. Sehingga pada bahasan modul kali ini akan membahas faktor yang menentukan penyusutan, metode penyusutan, dan penerapan fungsi dan rumus untuk menghitung penyusutan aktiva. Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dengan cara mengalokasikan pengeluaran tersebut selama masa manfaat harta tersebut melalui penyusutan. Yang dimaksud dengan pengeluaran untuk memperoleh tanah hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai yang pertama kali adalah biaya perolehan tanah berstatus hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai dari pihak ketiga dan pengurusan hak-hak tersebut dari instansi yang berwenang untuk pertama kalinya. Sedangkan biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai diamortisasikan selama jangka waktu hak-hak tersebut. B. PEMBAHASAN 1. Masalah penyusutan tidak begitu saja ada dan berlaku di kalangan para ekonom. Tetapi itu diatur di dalam perundang-undangan seperti dibawah ini: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan (Pasal 11 dan Pasal 11A). 2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 521/KMK.04/2000 Tentang Jenis-Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Untuk Keperluan Penyusutan Bagi Kontraktor Yang Melakukan Eksplorasi Dan Eksploitasi Minyak Dan Gas Bumi Dalam Rangka Kontrak Bagi Hasil Dengan Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara (Pertamina) 3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 138/KMK.03/2002 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 520/KMK.04/2000 Tentang Jenis-Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan 4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 520/PJ./2002 Tentang Jenis-Jenis Harta Yang Dipergunakan Dalam Usaha Jasa Telekomunikasi Seluler Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan 5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 09/PJ.31/2002 Tentang Pengantar Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-520/PJ./2002 Tanggal 11 Desember 2002 Tentang Jenis-Jenis Harta Yang Dipergunakan Dalam Usaha Jasa Telekomunikasi Seluler Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan 6. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 220/PJ./2002 Tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan Kendaraan Perusahaan 7. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 07/PJ.42/2002 Tentang Penghitungan Penyusutan Atas Komputer, Printer, Scanner Dan Sejenisnya 8. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 09/PJ.42/2002 Tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan Kendaraan Perusahaan 2. Pengertian penyusutan atau depresiasi menurut Zaki Baridwan, (2004:305) adalah sebagai berikut “ depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya stai periode akuntansi”. Menurut PSAK No. 17 (2004.17.1) pengertian penyusutan (depresiasi) adalah sebagai berikut: “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang: a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode b. Memiliki suatu manfaat yang terbatas c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi. Menurut Sofyan Harahap (1999:53) yang dimaksud dengan penyusutan adlah: “ Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaanya atau dapat juga kita sebut sebagai biaya dibebankan terhadap produksi akibat pengunaan aktiva tetap itu dalam prose produksi”. Penting bagi kita untuk memperhatikan akuntansi penyusutan terhadap akuntansi tetap, karena penyusutan merupakan pengalokasian biaya. Karena kesalahan dalam pengalokasian biaya akan mempengaruhi perhitungan laba rugi. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang diharapkan untuk digunakan dalam proses produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi. Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi dengan nilai sisanya. Faktor-faktor yang dapat menentukan beban penyusutan adalah: a. Harga pokok atau perolehan Adalah jumlaah uang atau yang dapat disetarakan dengan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva yang diperlukan. b. Nilai residu atau nilai sisa Adalah jumlah yang dapat diterima jika kativa tetap tersebut dijual, ditukar atau cara lain ketika aktiva tetap tersebut sudah tidak digunakan dikurangi biaya yang terjadi saat menjual atau menukar. c. Umur teknis atau manfaat Adalah taksiran jangka waktu atau periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tetap tersebut. Masa manfaat aktiva tetap dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor fisik dan faktor fungsional. Faktor fisik adalah faktor yang mengurangi fungsi dari aktiva tetap. Sedangkan faktor fungsional yaitu faktor yang membatasi umur dari aktiva tetap. METODE PENYUSUTAN Metode Penyusutan harus mencerminkan pola pemanfaatan keekonomian aktiva oleh Perusahaan (koperasi). Dimana suatu perusahaan (koperasi) dapat memilih salah satu dari beberapa metode penyusutan sepanjang diterapkan secara konsisten dengan pertimbangan perpajakan untuk dapat menyediakan daya banding hasil operasi dari periode ke periode. Microsoft Excel memiliki beberapa fungsi untuk menghitung penyusutan aktiva, antara lain : Metode Garis Lurus / Stright Line Method ( SLN ) Dimana beban penyusutan dengan metode garis lurus (Stright Line Method) dari suatu aktiva di tiap periode selama masa manfaat jumlahnya adalah sama besar. Dimana dengan cara manual dapat kita hitung dengan rumus sbb: Beban Penyusutan = (harga Peroleh – Nilai Sisa) / Umur Ekonomis Dengan Menggunakan rumus Fungsi pada MS. Excel adalah sbb: = SLN (Cost;salvage;life) Metode Jumlah Angka tahun / Sum of the Year Method (SYD) Metode ini akan menghasilkan beban penyusutan pada taghun pertama lebih besar dari tahun berikutnya, atau dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal ini didasarkan pada anggapan yang menyatakan bahwa aktiva yang baru lebih efisien jika dibandingkan dengan aktiva yang dipakai lebih dahulu. Dengan Menggunakan rumus Fungsi pada MS. Excel adalah sbb: =SYD(cost;salvage;life;periode) Ket : Periode : adalah periode dimana beban penyusutan yang dicari Metode Saldo Menurun / Declining Balance (DB) Akan menghasilkan beban penyusutan secara periodik berdasarkan pada nilai buku aktiva. Dengan Menggunakan rumus Fungsi pada MS. Excel adalah sbb: =DB(cost;salvage;life;periode;month) Metode Saldo Menurun ganda / Double Declining Balance (DDB) Penentuan tarif penyusutan dengan Saldo Menurun Ganda yang sering digunakan adalah tarif metode garis lurus yang besarnya selalu tetap dikalikan dua. Dengan Menggunakan rumus Fungsi pada MS. Excel adalah sbb: =DDB(cost;salvage;life;periode;factor) Metode Jam Jasa / Service Hours Method Perhitungan penyusutan dengan metode ini didasarkan dengan anggapan bahwa aktiva (terutama mesin) akan cepat rusak jika dipakai secara full time daripada part time. Rumus yang digunakan pada metode ini adalah : Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Sisa) / Taksiran jam jasa Satuan Hasil Produksi / Productive output method Dalam penggunaan metode ini, umur kegunaan aktiva ditaksir dengan jumlah unit produksi yang dihasilkan selama masa manfaat. Rumus yang digunakan pada metode ini adalah : Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Sisa) / Taksiran hasil produksi Gabungan / Composite Digunakan untuk menggabungkan beberapa macam aktiva dengan harga perolehan, masa manfaat dan nilai sisa yang berbeda. Cara untuk metode ini adalah : A. Menentukan Umur gabungan aktiva dengan rumus : Umur Gabungan = (NilaiDepr.Gabungan/Depr.Gabungan per Tahun) X 1 thn B. Menentukan tarif penyusutan gabungan dengan rumus : Tarif Gabungan = (Depr.Gabungan per Tahun / Harga Perolehan Gabungan) X 100% . Metode penyusutan yang digunakan untuk menyusutkan aktiva tetap. Jumlah aktiva yang dapt disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis dan rasional. Metode manapun yang dipilih harus digunakan secara konsisten, tanpa memandang tingkat probabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan. Hal ini dilakukan agar dapat menyediakan daya hasil banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban penyusutan. Untuk dapat memilih salah satu metode perlu dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Dari sekian banyak metode penyusutan yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut. a. Metode garis lurus (Straight Line Method) Metode ini merupakan suatu bentuk perhitungan beban penyusutan untuk aktiva tetap, dimana besarnya beban penyusutan ditentukan sama setiap tahunnya, tidak menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut. Metode gari lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap seperti gedung, mebel, ala-alat kantor, dan lain-lain. Beban penyusutan pertahun = Harga Peroelehan – Nilai Residu Taksiran Masa Manfaat (tahun) Definisi dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Pengertian penyusutan atau depresiasi menurut Zaki Baridwan, (2004:305) adalah sebagai berikut “ depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya stai periode akuntansi”. Menurut PSAK No. 17 (2004.17.1) pengertian penyusutan (depresiasi) adalah sebagai berikut: “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang: a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode b. Memiliki suatu manfaat yang terbatas c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi. Menurut Sofyan Harahap (1999:53) yang dimaksud dengan penyusutan adlah: “ Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaanya atau dapat juga kita sebut sebagai biaya dibebankan terhadap produksi akibat pengunaan aktiva tetap itu dalam prose produksi”. Penting bagi kita untuk memperhatikan akuntansi penyusutan terhadap akuntansi tetap, karena penyusutan merupakan pengalokasian biaya. Karena kesalahan dalam pengalokasian biaya akan mempengaruhi perhitungan laba rugi. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang diharapkan untuk digunakan dalam proses produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi. Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi dengan nilai sisanya. Faktor-faktor yang dapat menentukan beban penyusutan adalah: a. Harga pokok atau perolehan Adalah jumlaah uang atau yang dapat disetarakan dengan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva yang diperlukan. b. Nilai residu atau nilai sisa Adalah jumlah yang dapat diterima jika kativa tetap tersebut dijual, ditukar atau cara lain ketika aktiva tetap tersebut sudah tidak digunakan dikurangi biaya yang terjadi saat menjual atau menukar. c. Umur teknis atau manfaat Adalah taksiran jangka waktu atau periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tetap tersebut. Masa manfaat aktiva tetap dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor fisik dan faktor fungsional. Faktor fisik adalah faktor yang mengurangi fungsi dari aktiva tetap. Sedangkan faktor fungsional yaitu faktor yang membatasi umur dari aktiva tetap. 3. Metode penyusutan yang digunakan untuk menyusutkan aktiva tetap. Jumlah aktiva yang dapt disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis dan rasional. Metode manapun yang dipilih harus digunakan secara konsisten, tanpa memandang tingkat probabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan. Hal ini dilakukan agar dapat menyediakan daya hasil banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban penyusutan. Untuk dapat memilih salah satu metode perlu dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Dari sekian banyak metode penyusutan yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut. a. Metode garis lurus (Straight Line Method) Metode ini merupakan suatu bentuk perhitungan beban penyusutan untuk aktiva tetap, dimana besarnya beban penyusutan ditentukan sama setiap tahunnya, tidak menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut. b. Metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap seperti gedung, mebel, ala-alat kantor, dan lain-lain. Beban penyusutan pertahun = Harga Peroelehan – Nilai Residu Taksiran Masa Manfaat (tahun) Misalnya, sebuah aktiva tetap berupa mesin dibeli dengan harga perolehan Rp. 10.000.000,00 dengan nilai sisa (residu) sebesar Rp.2.000.000,00 dan umur ekonomisnya ditaksir selama 4 tahun. Deperesiasi setiap tahunnya dihitung sebagai berikut. Deperesiasi = Rp.10.000.000,00 – Rp.2.000.000,00 4 Tahun = Rp.2.000.000,00 c. Metode Jumlah-Angka-Tahun ( sum- of the- year’s- digit method) Metode jumlah angka –tahun mengalokasikan penyusutan dengan mengalihkan biaya perolehan aktiva yang tersusutkan (Biaya perolehan- Nilai residu) dengan tariff penyusutan. Tarif penyusutan yang dipakai dengan metode jumlah angka tahun adalah fraksi (fraction) yang menjadi semakin kecil setiap tahunnya. Pembilang (numetor) fraksi, yang menurun tiap tahun, adalah jumlah tahun sisa manfaat aktiva pada awal tahun berjalan. Penyebut (denominator), yang besarnya selalu sama, adalah jumlah tahun yang menunjukkan masa manfaat aktiva. Rumus untuk menghitung beban penyusutan adalah sebagai berikut. Depresiasi = Biaya Perolehan x Periode Manfaat yang Tersisa Yang Tersusutkan Jumlah Angka Tahun Dengan memakai contoh sebelumnya, jika mesin tadi mempunyai masa manfaat 4 tahun maka penyebutnya (jumlah-angka-tahun)ditentukan dengan cara menambahkan angka 4 + 3 + 2 + 1 Sehingga diperoleh jumlah 10. Rumus untuk menghitung penyebut adalah. Jumlah angka tahun = N (N+1) 2 Dimana n adalah masa manfaat aktiva yang dinyatakan dalam tahun. Untuk mesin yang masa manfaat 4 tahun, maka N = 4 sehingga jumlah angka tahunnya adalah 4(4+1)/2 = 10. fraksi untuk penyusutan setiap tahun akan menjadi: *Tahun 1 2 2 2 *Fraksi Penyusutan 4/10 3/10 2/10 1/10 d. Metode Jam Jasa (Service Hours Method) Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa nilai aktiva tetap adalah sejumlah jam produksi sehingga taksiran umur aktiva tetap tergantung pada jumlah jam kerja produksi yang dipakai. Dalam hal ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa atau pemakain.. beban depresiasi periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang dipakai/ digunakan. Untuk dapat menghitung beban depresiasi penyusutan dapat dihitung tarif depresiasi untuk tiap unit produk. Kemudian hasilnya dikalihkan dengan jumlah produk yang dihasilkan dalam periode tersebut. misalnya, mesin dengan harga perolehan Rp600.000,00 dengan nilai sia sebesar Rp.40.000,00 mesin ditaksir selama umur penggunaan akan mengasilkan 56.000 unit produk. Depresiasi per unit = Harga Perolehan – Nilai Sisa Taksiran Hasil Produksi (unit) = Rp. 600.000,00 – Rp.40.000,00 56.000 unit = Rp.10,00 Apabila dalam tahun penggunaan pertama, mesin tersebut menghasilkan 18.000 unit produk, maka beban depresiasi untuk tahu itu adalah 18.000 x Rp. 10,00 = Rp.180.000,00. 4. Kondisi perkonomian Indonesia Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat luas yang akan sember daya alam dan sumber daya manusia. Tetapi, mekasnisme ataupun sistwm yang berlaku di Indonesia itu berbanding terbalik dengan apa yang di miliki Indonesia. Disini kita dapat melihat pada perpektif penysutan yang dimana saat ini teradi sebuah keracaun akan implementasi dari metode penysutan khususnya pada kalang pemerintah. Ini berarti bahwa perekonomian Indonesia saat ini jalan di tempat atau bahkanmungkin suatu saat akan mengalami kemunduran. Era reformasi juga menjadi sebuag penyebab terjadinya keterpurukan sistem perekonomian Indonesia yang dimana ere ini mejadi panggung pilitik pecucian uang bagi kalangan yang memiliki otoriter. Sebenarnya ada sangat banyak polemik-polemik yang terjadi pada sestem perekonomian Indonesia. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas maka dapa dibuat kesimpulan sederhana bahwa sanya metode penysutan dalam konteks ilmu ekonomi khususnya matematika keuangan itu sangatlah penting karena dengan memehami hal ini maka kita dapat meminimalisir yang manamnya kerugian dalam hal ivestasi ataupun yang semcamnya. B. SARAN Saran dari penulis kepada pembaca agar sekiranya lebih memperbanya reversi dari berbagai sumber, karena dalam makalah banyak sekali kekurangan. Tapi ini saya harapkan menjadi bahan acuan untuk kemudian lebih memperbanyak lagi reversi kiat semua. DAFTAR PUSTAKA wistonmanihuruk.blogspot.com/2011/03/penyusutan-dan-amortisasi_23.html www.ksap.org/Buletin/bultek0 ml.scribd.com/doc/13771059/Matematika-Keuangan-PENYUSUTAN-Indra audisindo.blogspot.com/2009/08/penyusutan.html butterfly-tye.blogspot.com/2009/11/penyusutan-atau-depresiasi mara04sweet.wordpress.com/2010/12/11/macam-macam-metode-penyusutan www.google.com wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar